0:00 / 1:49 Puisi Terakhir - Soe Hok Gie Ruang Logika 414 subscribers Subscribe 915 68K views 4 years ago Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekkah ada orang yang Hal ini wajar karena Soe Hok-Gie memang akrab dengan berbagai penyair seperti Taufik Ismail, WS Rendra maupun Satyagraha Hoerip. Di sini kami hanya memberikan cuplikan beberapa judul puisi Soe Hok-Gie, sebagai berikut: 1. Kepada Pejuang-Pejuang Lama (Soe Hok-Gie, 1965) Beruntung Gie mati muda. Bersama Idhan, ia tewas dalam dekapan Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Lebih beruntung lagi, abu, sisa-sisa jasadnya disebarkan di gunung Pangrango, meski jasadnya sempat dimakamkan di TPU Tanah Abang. Catatan Harian Soe Hok Gie, 20 Agustus 1968. Entah apa yang akan dirasakan Soe Hok Gie seandainya saja ia masih hidup…. Gie, jiwa yang selalu gelisah dan mencari keadilan. Dan dari buku ini akhirnya saya paham kenapa Gie dianggap sebagai tokoh pejuang. Ternyata ia bukan sekedar mahasiswa tukang demo yang hobby nulis puisi dan terkenal karena mati muda. Gie lebih dari itu. Dan buku ini menggambarkan secara gamblang siapa Soe Hok Gie dan seperti apa pemikirannya yang patut kita kagumi. Q4vuzpo.

puisi soe hok gie mati muda