Marlinathe Murderer in Four Acts (Indonesian: Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak) is a 2017 Indonesian thriller film directed by Mouly Surya based on a story conceived by Garin Nugroho and a screenplay co-written by Surya and Rama Adi.The film's Western style, its feminist tone, and rural Indonesian setting led to the term "satay Western" being coined following its world premiere in the
Pada16 November lalu, industri perfilman tanah air ramai membicarakan film Marlina, Si Pembunuh Dalam Empat Babak yang dibesut oleh Mouly Surya.Pasalnya, walau mengedepankan tokoh utama wanita bernama Marlina yang diperankan Marsha Timothy, Mouly memotret sosok wanita yang tak biasa. Marlina adalah seorang janda yang terpojok oleh segerombolan penjahat yang menjarah ternak dan memerkosanya di
FilmMarlina si Pembunuh dalam Empat Babak ini berhasil menyita perhatian dunia dan telah ditayangkan di 19 negara serta mengantongi 17 piala penghargaan. 3. Sekala Niskala (2017) Bebarapa film Indonesia terkenal karena ceritanya yang menyentuh hati. Salah satunya Sekala Niskala.
FilmMarlina si Pembunuh dalam Empat Babak sudah dapat disaksikan melalui aplikasi Netflix mulai 1 Desember 2020. Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak sudah dapat disaksikan melalui aplikasi Netflix mulai 1 Desember 2020. Jumat, 17 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
Marlinasi Pembunuh dalam Empat Babak merupakan film kerja sama Indonesia dengan beberapa negara yaitu Perancis, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Film ini disponsori oleh Yayasan Cinemas du Monde, Kementrian Komunikasi dan Kebudayaan, dan Kementrian Luar Negeri Perancis. Film ini punya judul internasional, Marlina the Murderer in Four Acts. 2.
IoWjmFd. - Kemunculan film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak pada akhir tahun 2017 sempat menghebohkan publik dengan cerita dan prestasinya. Film besutan Mouly Surya yang dirilis pada 16 November 2017 ini menampilkan Marsha Timothy sebagai pemeran utama. Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak menceritakan kisah Marlina Marsha Timothy, penyintas korban pemerkosaan dan perampokan. Cerita ini dikisahkan dalam empat babak, salah satu babak ini menceritakan Marlina membunuh dan memenggal kepala pemerkosanya. Kini, film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak dapat disaksikan di layanan streaming Netflix. Berikut adalah alasan mengapa film ini layak Masuk dalam Kompetisi Academy Awards ke-91 Tahun 2019Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak terpilih sebagai film Indonesia pada penghelatan Academy Awards Oscar 2019. Hal ini disampaikan Christine Hakim, Ketua Komite Seleksi Oscar 2019 untuk Indonesia pada Selasa 18/9/2018. "Setelah dilakukan penilaian dengan seksama berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, Indonesia Academy Awards Selection Commitee menetapkan film berjudul Marlina si Pembunuh 4 Babak sebagai film pilihan dan berhak mewakili Indonesia dalam kompetisi Academy Awards ke-91 kategori Best Foreign Film," kata Christine Hakim seperti dilansir Antara. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak dipilih berdasarkan ketentuan penyelenggara Oscar dan masuk ke dalam kategori Best Foreign Film. 2. Mendapatkan Penghargaan Piala Citra FFI 2018Film yang mengangkat isu patriarki ini meraih banyak penghargaan Piala Citra FFI 2018, salah satunya Marsha Timothy yang mendapatkan penghargaan aktor utama Piala Citra FFI 2018. Selain itu, Mouly Surya mendapat penghargaan Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Asli Terbaik yang diraihnya bersama Rama Adi sebagai co-penulis. Sinematografi film yang diarahkan oleh Yunus Pasolang juga meraih penghargaan Pengarah Sinematografi Terbaik FFI 2018. Tidak hanya itu, film ini juga meraih Pengarah Artistik Terbaik Frans Xr Paat, Penyunting Gambar Terbaik Khikmawan Santosa dan A. Patawari, Penata Musik terbaik Zeke Khaseli dan Yudhi Arfani, serta Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Dea Panendra. Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak juga meraih penghargaan Film Cerita Panjang Terbaik FFI 2018. Marlina berhasil menyabet 10 kategori dari 15 nominasi yang didapatkan di Festival Film Indonesia FFI 2018. 3. Masuk ke dalam 10 Film Asia di ACBS Film Festival 2019Selain berbagai prestasi tersebut, film ini juga menjadi film pertama yang dipertontonkan di ajang ACBS Film Festival 2019. ACBS Film Festival 2019 merupakan rangkaian acara kegiatan Asia Content Business Summit. Selain film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, film Indonesia lain yang dipertontonkan, yaitu Kisah Dua Jendela 2018, Tarling is Darling 2017, Sekala Niskala 2017 dan Bintang Ketjil 1963. Selain film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, pemirsa juga bisa menonton film besutan Mouly Surya yang lain di Netflix, yaitu fiksi. 2008 dan Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta 2013. Baca juga Perjalanan Perempuan yang Diperkosa Lewat Mata Marlina Piala Citra FFI 2018 Marsha Timothy Menang Kategori Aktris Terbaik Marlina si Pembunuh dalam 4 Babak Wakili Indonesia di Oscar 2019 10 Film Asia di ACBS Film Festival 2019 Ada Bintang Ketjil 1963 - Film Kontributor Siti Ninda LestariPenulis Siti Ninda LestariEditor Alexander Haryanto
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tonton trailer-nya dulu lah di YouTube, atau official video theme song-nya "Lazuardi" yang dinyanyikan oleh Cholil-nya ERK. Dari situ saja kita sudah bisa menikmati keindahan sinematografi alam Sumba berikut penataan adegan sang sutradara sekaligus kekuatan pemain-pemainnya. Harusnya dari situ pun sudah cukup dijadikan alasan kenapa harus nonton film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" Marlina. Berikut empat alasannya1. Keindahan alam Sumba dan SinematografinyaSeperti yang sudah disajikan sebagai pancingan di trailerdan official video theme song-nya tadi, film Marlina sungguh memperlihatkan keindahan alam Sumba. Bagi mereka yang pernah berkunjung ke kawasan Nusa Tenggara tentu paham betul bagaimana keindahan alam di sana. Sinar matahari yang membuat warna rumput kering pun menjadi berkilau keemasan. Nah.. visualisasi tersebut begitu gamblang tersaji nikmat sepanjang film sutradara - Mouly Surya nampaknya menyadari betul kekayaan kontur alam Sumba yang begitu mudah dijadikan layer di beberapa scene berikut bidang luas padang rumputnya. Begitu juga sang matahari yang terik apa adanya justru menghasilkan cahaya dan bayangan yang kaya dalam layar film. Saya pikir di film Marina ini, tim berhasil menggali kekayaan visual sebuah daerah di Indonesia sebagai lokasi ideal film. Sang sinematografernya - Yunus Pasolang pun nyata sekali rajin bermain-main dengan lensa, juga rajin dalam memindahkan perangkat kameranya dari titik yang dekat ke titik lain yang jauh. Namun efektif sekali dalam penggunaan cahaya artificial. Sungguh sangat apik dalam penggarapannya. Sumber 2. Alur cerita "Empat Babak" yang pasPenyajian gaya "empat babak" ini memang bisa dibilang gaya "rasa baru" pada film Indonesia. Sejak awal penonton sudah disajikan premis di tiap babaknya yang mana dengan begitu penonton sudah bisa menerka peristiwa apa yang akan ditonton dalam tiap babaknya. Seolah-olah tidak ada rahasia lagi dalam tiap babaknya. Namun menariknya saya pun tidak bisa menerka ujung dari kisah si Marlina yang sedang berjuang membela haknya setelah dirampok dan diperkosa oleh para begundal. Saya pun tak perlu memberikan spoiler dari akhir film ini, kenapa? Karena saya lebih tertarik mengajak penonton lain untuk ikut menebak akhir dari film ini yang sungguh tidak ketebak. Ending dari film ini berhasil membuat saya bergumam "anjing!" pas melihat scene akhirnya, gokil lah! Permainan dialog yang efektif dan nakal pun cukup membuat film tentang pembunuhan ini jadi terasa Karakter-karakter pemain yang kuatFilm Indonesia sejauh ini selalu mengandalkan nama besar aktor sebagai daya tarik dan kekuatan jualannya. Sementara di film Marlina - bagi saya hanya Marsha Timothy saja yang terkenal, sisanya? Menurut saya hampir pada tidak terlalu terkenal. Namun hal baiknya adalah dengan demikian penonton tidak terkontaminasi oleh karakter-karakter pemain di film sebelumnya. Untuk Marsha Timothy - sang Marlina, ia ditampilkan bukan sebagai wanita cantik pemanis film. Acting dan karakternya kuat sekali, membuat penonton jadi ikut mengerenyitkan dahi saat harus menatap dan berurusan dengan pria-pria kurang begitu sederhana dan berhasil menampilkan figur wanita NTT yang tegar, kuat, dan tangguh dalam menuntut haknya. Namun demikian karakter Marlina dan Novi kerabat Marlina sebagai perempuan justru tetap tampil lugu sebagai wanita saja, apa adanya. Dalam beberapa ulasan media sosok perempuan-perempuan ini justru dianggap merepresentasikan feminisme, sementara menurut saya tidak sama sekali, Marlina dan Novi muncul sebagai perempuan biasa. Bahwa ia harus buang air kecil, ia tetap masak, main di dapur, hormat pada pria - baik pada suami, orang lain, bahkan pada penjahat sekalipun. Tegas dan tegar sebagai layaknya wanita Sumba, seperti kenang Marsha saat ia melakukan survei kepada beberapa perempuan di sana. Sumber 4. Sajian dan kemasan yang lezat untuk film Indonesia zaman nowFilm Marlina ini nampaknya memang sengaja ditampilkan dan dikemas sebagai film bercita rasa festival, paling tidak itu dugaan saya karena beberapa hal, antara lain penamaan judul yang catchy sekali. Judul panjang memang cukup membuat penonton dibuat gemas bak film "Lock Stock and Two Smokin Barrel". Penyajian judul babak yang juga ditampilkan dengan apik bak gaya Quentin Tarantino. Lalu bagaimana visualisasi gambar dengan kamera diam yang begitu kuat dan indah sekali bak film-filmnya Akira Kurosawa. Semua resep tadi seolah dicampuradukkan secara serampangan oleh Mouly Surya. Namun ternyata semua itu tampaknya dilakukan dengan sadar sekali oleh sang sutradara wanita ini. Hasilnya adalah sebuah film dengan sajian yang beragam namun dapat dinikmati dalam setiap suapannya. Misalnya, bagaimana Mouly menyajikan simbolisme "kematian dan kelahiran" lalu dapur sebagai simbol "wilayah khas dan rahasia" wanita. Belum lagi sajian musik dengan gitar western style a la Ennio Morricone yang dipadukan dengan pemandangan alam Sumba, membuat film ini makin terasa nakal namun apik!Awal tahun 2000-an saya pernah membaca sebuah skenario drama pertunjukan teater berjudul "Extremities" karya William Mastrosimone, yang bercerita tentang bagaimana kusutnya kehidupan seorang wanita yang menjadi korban pelecehan dan pemerkosaan. Konflik dan kekacauan dari peristiwa pemerkosaan sudah pasti pihak wanita yang akan selalu jadi film Marlina ini menurut saya punya pesan yang sama dengan "play Extremeities" tadi hanya saja "kejahatan" pada wanita versi Indonesia-nya berhasil disajikan oleh Mouly and the gank. Selain itu Marlina bisa menampilkan sudut pandang yang berbeda atas respons perlawanan perempuan yang jadi korban pemerkosaan. Yang membuat saya bertepuktangan pada akhir film Marlina adalah karena ternyata ending dari film Marlina jauh lebih extreme dibanding "play Extremities"-nya Mastrosimone. Tak percaya? Ayo sempatkanlah tonton film ini. Lihat Lyfe Selengkapnya
Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak sudah seminggu tayang di bioskop-bioskop dalam negeri. Berbagai pujian dan ulasan positif terus mengalir untuk film garapan sutradara Mouly Surya tidak, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak memang punya sejumlah kualitas yang pantas menjadikannya salah satu film terbaik di Indonesia. Berikut IDN Times kumpulkan 7 alasan kamu perlu nonton film yang dibintangi Marsha Timothy Film Marlina memanjakan mata dengan keindahan alam Sumba yang luar Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak bercerita soal intrik hidup Marlina, seorang janda yang tinggal seorang diri di perbukitan di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Pengambilan gambar dilakukan di pulau dengan keindahan alam yang memukau ini seolah memamerkan kecantikan lain dari Indonesia, sisi yang berbeda dengan stereotype orang luar terhadap tanah air selama ini. Sisi bahwa selain hutan tropis yang lebat, Indonesia juga punya daya tarik alam dan kekayaan budaya lain yang tak kalah Sinematografi yang indah berpadu dengan musik apik berhasil menyihir penonton agar terbuai hingga menit terakhir. Film Marlina disebut-sebut memakai pendekatan sinematografi yang tak sering dipakai di film-film tanah air. Pengambilan gambar dengan wide angle khas film Western dan iringan musik sederhana namun sangat membangun atmosfer cerita begitu terasa di film keren bakal merasakan sensasi berbeda ketika menontonnya, karena teknik yang tak sering dipakai oleh film-film Indonesia Marlina diwarnai konflik yang terasa begitu dekat dan menjadi kritik sosial. Kekerasan terhadap perempuan, kesulitan infrastruktur di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan, penanganan hukum yang masih belum optimal, semuanya mungkin hanya terjadi di dalam layar lebar terhadap Marlina. Tapi apa benar demikian?Secara tidak langsung film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak menunjukkan situasi nyata yang masih terjadi di Indonesia, bahkan mungkin di sekitar kita. Sebuah kritik sosial yang seharusnya menggerakkan kita juga Review 7 Hal yang Bikin Kamu Pengen Banget Nonton Justice League!4. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak adalah kisah menyentuh yang buktikan betapa tangguhnya perempuan, kaum yang kerap Perempuan yang sering dianggap makhluk lemah, ditekan dan ditindas menunjukkan kekuatan mereka di film ini. Baik dalam gambaran Marlina si janda sebatang kara yang menghadapi kawanan perampok atau sosok Novi ibu hamil yang tegar menghadapi hidup demi bayi dalam si Pembunuh dalam Empat Babak punya pesan menyentuh dan sebagai pengingat bagi kita untuk tidak meremehkan kekuatan seorang wanita, istri, Perpaduan thriller, misteri, komedi gelap dan drama pilu jadikan Marlina paket lengkap. Ya, ada banyak elemen menghibur dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Selain drama pilu kisah Marlina dan para tokoh lainnya, ada juga sisi thriller, misteri, bahkan humor yang diracik dengan baik dan berhasil disajikan sebagai film yang menghibur sekaligus meninggalkan kesan mendalam bagi para penontonnya. 6. Sukses di berbagai festival film dan mendapat pengakuan internasional. Film garapan Mouly Surya ini sudah di tayangkan di Cannes Film Festival, Toronto International Film Festival, Festival International du Film de Femmes de Salé dan juga berbagai bioskop di manca negara. Tanggapannya juga positif dan membanggakan Indonesia. Film yang juga didukung oleh Kaninga Pictures ini diakui secara internasional lho. 7. Didukung oleh para aktor dan staff keren yang tak perlu diragukan lagi Digodok dari ide cerita Garin Nugroho, film Marlina mulai dikerjakan sejak awal 2016 dengan melibatkan aktor-aktor dan staff berbakat. Marsha Timothy, Yoga Pratama, Egy Fedly dan setiap pemeran dalam film ini mampu menghidupkan cerita. Tak lupa juga kerja sama para staff sehingga film kelas dunia ini bisa tadi 7 alasan mengapa kamu harus nonton Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Berbagai kualitas tingkat dunia dari film ini memang bikin kita bangga sebagai orang Indonesia. Yuk sebagai anak bangsa kita dukung perfilman tanah air dengan menonton di bioskop dan tidak membajak!Baca juga 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Film Disney Pixar Terbaru Coco!
Jakarta - Film 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' akan segera tayang di bioskop Tanah Air mulai 16 November 2017. Secara garis besar film yang disutradarai oleh Mouly Surya ini berkisah tentang perjalanan tokoh utama bernama Marlina Marsha Timothy dalam mencari keindahan alam di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' mengusung genre film yang sepenuhnya baru, yaitu Satay Western. Dengan kata lain, film ini memiliki karakteristik film koboi pada umumnya hanya saja berlatar di tak seperti film bergenre Western yang biasanya diperankan oleh laki-laki, tokoh utama dari film ini justru adalah perempuan. Ditambah lagi, film ini juga membicarakan isu perempuan beserta relasinya dengan laki-laki. Kendati mempersoalkan hal yang sama sekali baru, sutradara Mouly Surya mengatakan untuk dapat menikmati filmnya, penonton harus bisa keluar dari zona nyaman."Orang memang harus keluar dari zona nyamannya untuk bisa menikmati film saya. Itu mengapa film-film sejenis ini penting untuk dibuat karena kita harus, patut, keluar dari zona nyaman," ungkap Mouly Surya ditemui usai acara pemutaran perdana di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 9/11/2017.Mengangkat isu mengenai perempuan Sumba, Mouly Surya mengatakan film yang syarat dengan komedi gelap ini bukan hanya semata-mata diperuntukkan untuk perempuan saja."Biarpun film ini tokoh utamanya perempuan, tapi jelas film ini juga tentang laki-laki," kata Mouly Surya ditayangkan di bioskop Indonesia, film 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' sudah lebih dulu berkelana ke berbagai festival mancanegara. Festival Film Cannes di Prancis adalah salah satunya. srs/mau
- Ini dia link nonton film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak atau Marlina The Murderer in Four Acts termasuk salah satu film Indonesia terbaik yang dirilis pada 2017. Terbukti, film yang disutradarai Mouly Surya ini berhasil memenangkan sejumlah penghargaan dari dalam ataupun luar negeri. Baca Juga Link Streaming Nonton Film India Priyanka Chopra Terbaru 2021 The White Tiger Dilengkapi Sub Indo Kabar baiknya, film yang dibintangi Marsha Timothy ini sudah bisa disaksikan di Netflix mulai Selasa, 1/12/2020. Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak bercerita tentang janda bernama Marlina Marsha Timothy yang tinggal seorang diri di puncak perbukitan sabana di Sumba. Kisah Marlina akan disajikan dalam empat babak, yakni Perampokan, Perjalanan, Pengakuan Dosa, dan Kelahiran. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
nonton marlina si pembunuh dalam empat babak